JURNALIKA

Jurnalistik Politeknik AKA Bogor

Ini Bahaya Sistem Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi


Sumber: ybkb.or.id

Jurnalikanews – Pandemi Covid-19 membuat seluruh ranah berubah dalam menjalani sistem kegiatannya, contohnya dengan sistem pendidikan kita. Pandemi virus corona di Indonesia memaksa aktivitas belajar mengajar tatap muka di sekolah dihentikan. Tidak ingin penularan Covid-19 semakin merajalela, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan untuk memindahkan ruang belajar ke dunia maya. Program tersebut bernama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Siswa/i dan mahasiswa memanfaatkan gawai dan jaringan internet untuk mendapatkan materi pembelajaran dari guru di sekolah.

Namun, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menuai banyak pandangan negatif dari banyak pihak. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima 213 pengaduan pembelajaran jarak jauh (PJJ), selama kurun waktu tiga minggu, terhitung sejak 16 Maret hingga 9 April 2020. Mayoritas pengaduan terkait dengan beratnya penugasan yang diberikan guru kepada siswa. “Pengaduan didominasi oleh para siswa sendiri terkait berbagai penugasan guru yang dinilai berat dan menguras energi serta kuota internet,” kata Komisioner KPAI bidang Pendidikan, Retno Listyarti, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Beberapa pihak mengkhawatirkan pembelajaran jarak jauh menjadi hal yang tidak bisa dikendalikan dengan baik, malah menjadi kemunduran sistem pendidikan kita karena masih kurang efisien pelaksanaannya. Berikut merupakan hal-hal yang diperhatikan apabila menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh:

  1. Mengganggu perkembangan anak. Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di gawai atau hand phone (HP) seperti: kamera, permainan (game) akan mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah. Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan atau pesan elektronik dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ulangan/ujian. Bermain HP saat guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi.
  2. Efek radiasi. Penggunaan HP juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada baiknya siswa lebih berhati-hati dan bijaksana dalam menggunakan atau memilih HP, khususnya bagi pelajar anak-anak. Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan HP secara permanen.
  3. Rawan terhadap tindak kejahatan. Ingat, pelajar merupakan salah satu target utama dari pada penjahat. Apalagi HP merupakan perangkat yang mudah dijual, sehingga, anak-anak yang menenteng HP “high end” bisa-bisa diambil pencuri yang mengincar HPnya.
  4. Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua, HP bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang mengandung unsur pornografi.

Pada akhirnya pembelajaran jarak jauh memiliki tantangan tersendiri yang harus dihadapi. Sehingga kreativitas para pengajar sangat dibutuhkan dalam pelaksanaannya, mereka harus keluar dari gaya konvensional. Mereka juga dituntut harus lebih inovatif dalam menyiapkan materi dan mekanisme pembelajaran. Termasuk memanfaatkan seluruh potensi teknologi yang ada untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. (ATK)