JURNALIKA

Jurnalistik Politeknik AKA Bogor

Danau Cantik Akibat Letusan Gunung Toba

Jurnalikanews – Danau Toba menjadi salah satu destinasi wisata di daerah Sumatera yang paling sering dikunjungi oleh para wisatawan. Danau ini terletak di tengah-tengah Provinsi Sumatera Utara dan dikelilingi oleh 7 kabupaten, yaitu: Kabupaten Samosir, Simalungun, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo dan Tapanuli Utara. Danau tekto-vulkanik ini merupakan danau terbesar di Asia Tenggara dengan panjang 87 kilometer, lebar 27 kilometer, ketinggian 904 meter di atas permukaan laut dan kedalaman yang mencapai 505 meter.

Sebelumnya, Danau Toba merupakan gunung berapi aktif bernama Gunung Toba. Gunung ini memiliki kantong magma yang sangat besar, letusannya akan menghasilkan daya ledak yang sangat tinggi. Kantong magma gunung tersebut disuplai oleh banyaknya lelehan sedimen lempeng benua yang saling bergesek secara hiperaktif, yaitu lempeng Indo-Australia. Gesekan lempeng Indo-Australia dan Eurasia menghasilkan panas sehingga melelehkan bebatuan. Lelehan tersebut kemudian naik ke atas sebagai magma. Akibat seringnya kedua lempeng ini bergesekan, magma yang dihasilkan cukup banyak sehingga dapat menciptakan ledakan yang begitu dahsyat.

Para ahli memperkirakan bahwa letusan Gunung Toba menghasilkan ledakan supervolcano dengan skala sekitar 8.0 Volcanic Explosivity Index (VEI). Jika dibuat perbandingan, ledakan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki memiliki daya ledak 0,015 megaton TNT, letusan Gunung Krakatau berdaya ledak 150 megaton TNT, maka letusan Gunung Toba diperkirakan berdaya ledak 26.000 megaton TNT dan mampu menghancurkan area Sumatra seluas sekitar 20.000 km2. Ketinggian letusannya mencapai 50 kilometer, material abunya menyebar ke seluruh atmosfer bumi hingga menutupi cahaya matahari yang masuk ke bumi selama beberapa tahun.

Dari beberapa literatur, tercatat bahwa Gunung Toba pernah meletus tiga kali. Letusan pertama Gunung Toba terjadi sekitar 800 ribu tahun yang lalu dan membentuk kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Porsea dan Prapat. Letusan kedua terjadi sekitar 500 ribu tahun yang lalu dan menghasilkan kaldera di utara Danau Toba, yaitu daerah antara Haranggaol dengan Silalahi. Letusan terakhir terjadi sekitar 74.000 tahun lalu. Letusan terakhir ini disebut-sebut sebagai letusan paling dahsyat dalam sejarah dunia. Meskipun sama sekali tidak tercatat di dalam buku, namun bukti-bukti ilmiahnya dapat ditemukan di masa kini.

Letusan ini menimbulkan tsunami yang besar serta mengakibatkan kematian massal manusia dan beberapa spesies makhluk hidup lainnya. Tidak hanya itu, terjadi penurunan temperatur bumi hingga 3-5 derajat celcius. Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, letusan gunung ini juga diduga menyusutkan lebih dari 60% populasi manusia saat itu, yaitu sekitar 60 juta jiwa.

Dibalik ledakannya yang dahsyat, terbentuk lima pulau yang membuat pemandangan alamnya semakin indah. Pulau-pulau tersebut muncul akibat Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar. Lima pulau tersebut adalah Pulau Samosir yang kini dimekarkan menjadi sebuah kabupaten. Pulau Samosir adalah pulau tengah danau terbesar ke lima di dunia. Selain itu, ada Pulau Tao yang panjangnya hanya sekitar 1 kilometer dan berada di sebelah Timur Pulau Samosir. Kemudian, Pulau Sibandang yang merupakan pulau terbesar kedua di Danau Toba dan terletak di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara. Lalu, ada Pulau Tulas yang berada di Kecamatan Sianjur Mulamula Kabupaten Samosir. Terakhir adalah Pulau Toping, pulau yang berada di ujung Danau Toba, tepatnya di Desa Silalahi Kabupaten Dairi. (US)

Referensi :

https://www.haibunda.com/parenting/20210110135627-61-184810/cerita-legenda-terbentuknya-danau-toba-dan-pulau-samosir