Jurnalikanews- Mahasiswa AKA kembali menorehkan sebuah prestasi di bidang penelitian dalam lomba PKM FLMPI. Pekan Kreatifitas Mahasiswa atau yang bisa disingkat PKM FLMPI adalah sebuah acara dimana para peserta membuat sebuah karya tulis yang menghasilkan suatu produk yang belum pernah dihasilkan sebelumnya. Acara PKM FLMPI ini merupakan event pertama yang pada tahun pertama diselenggarakan dan rencananya akan diadakan pada setiap tahun. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Forum Lembaga Mahasiswa Perindustrian Indonesia (FLMPI) dimana acara tersebut diikuti oleh seluruh instansi dibawah Kementrian Perindustrian. Setiap instansi mengirimkan delegasinya untuk menunjukkan kreatifitas dari mahasiswa itu sendiri, tidak hanya dalam bidang kimia saja namun cakupannya sangat luas.
Terdapat 9 tim yang dikirimkan dari 6 instansi, dimana mereka melewati masa seleksi di instansinya masing-masing sebelum dikirim ke Makassar. Adapun 9 tim itu sendiri diantaranya 3 tim berasal dari Politeknik ATI Makassar, 2 tim dari PTKI Medan, 1 tim dari Politeknik AKA Bogor, 1 tim berasal dari Politeknik ATK Yogyakarta, 1 tim berasal dari ATIP Padang, dan 1 tim berasal dari Politeknik APP Jakarta.
Tim yang berasal dari Politeknik AKA Bogor terdiri dari 3 orang yaitu Adi Dilawiat, Muhammad Iffat Khoirulloh, dan Muhammad Fadhil Rahman. Judul yang diangkat adalah Potensi Daun Talas sebagai Teh Kaya Anti-oksidan dengan Analisis struktur kimia menggunakan spektrofotometri fourier transform infrared (FTIR) dan gas chromatography mass spectrometry (GC-MS). Terinspirasi dari daerah Bogor yang terkenal dengan talasnya, dari talas sendiri terdapat limbah yaitu daun talas. Banyak informasi yang dicari dan ternyata orang terdahulu mengobati luka dengan daun talas meskipun sedikit gatal. Awalnya terpikir untuk membuat salep dari daun talas. Setelah berkonsultasi dengan salah satu dosen, beliau berkata jika dari salep berarti daun talas tersebut mengandung anti-oksidan dan itu bisa menjadi teh. Jadi, mereka mencoba untuk mengembangkan dari segi anti-oksidannya. Proses pengerjaannya kurang lebih 1,5 bulan yang dimulai dari tanggal 15 Oktober 2018 sampai awal bulan November 2018. Pertama, mereka mencari literatur-literatur yang dapat mendukung. Kemudian mencari skema cara kerja yang dimulai dari pengeringan, pencacahan dengan cara diblender agar bidang seduh lebih kecil dan setelah diseduh warnanya akan keluar.
Proses seleksi yang dilakukan di kampus AKA awalnya terdiri dari 6 karya tulis yang dikirim ke FLMPI. Setelah diseleksi, tersisa 2 tim yang memenuhi originalitasnya. Selain tim Adi dkk, terdapat tim lain yang terdiri dari Putty Annisa, Nur Aini Khairunnisa, dan Farid Aulia Rahman. Kemudian mereka mempresentasikan didepan beberapa dosen yakni Pak Supriyono, Bu Foli serta Pak Nandang. Sebenarnya, kedua tim belum memenuhi persyaratan untuk dikirim karena kekurangan uji. Lalu mereka diberi waktu selama seminggu untuk menyelesaikan uji serta mengirimkan abstrak. Tim kedua tidak menyanggupi karena masih banyak uji yang perlu dilakukan, sehingga tim Adi-lah yang tersisa dan maju untuk mengikuti perlombaan.
Setelah melewati tahap seleksi di kampus, tim ini pun diberangkatkan ke Makassar untuk mengikuti perlombaan tersebut. Perlombaan terdiri dari sesi presentasi dihadapan juri dan demonstrasi produk. Setelah melewati tahap demi tahap, dan diumumkanlah bahwa tim Adi, iffat dan Fadhil menjadi pemenang di acara PKM FLMPI ini.
“Perasaannya ketika pengumuman, tidak menyangka karna tim yang lain produknya bagus-bagus, yang pasti senang dan bangga bisa memberikan hasil maksimal untuk almamater kita, apalagi disaksikan langsung dengan pak maman dan bu henny” ujar Adi dan Fadhil.
Adapun pesan dari Iffat salah satu anggota tim “Kalau kalian punya ide yuk jangan takut buat mulai penelitiannya, konsultasi ke dosen yang kalian rasa bisa mewadahi ide kalian, dan terutama jangan ngerasa penelitian itu sulit karna disini banyak dosen yang mau ngebimbing kita. Tinggal gimana kita aja takut unutk maju atau memulai atau kita maju dengan optimis yang tinggi”. (al/va)
Jurnalistik Politeknik AKA Bogor