JURNALIKA

Jurnalistik Politeknik AKA Bogor

Penyebab Amerika Sering Perang

Jurnalikanews- Pada awal abad ke 19, Amerika yang awalnya hanya kumpulan dari para imigran ini semakin diakui sebagai salah satu kekuatan besar di dunia. Amerika Serikat mulai menerima julukan sebagai Great Power di tahun 1898 setelah ia mengalahkan Spanyol dalam perang Spanyol – Amerika. Sejak menyandang status sebagai Great Power, Amerika Serikat aktif dalam hal geopolitik, khususnya di wilayah Amerika Latin. Sebagai aktor baru yang terlibat aktif dalam geopolitik, Amerika memiliki bentuk diplomasi yang dinilai sangat efektif dalam mencapai kepentingan nasionalnya. Bentuk diplomasi yang ditetapkan Amerika di kemudian hari dikenal sebagai Big Stick Diplomacy. Tokoh yang mencetuskan diplomasi tersebut adalah presiden Amerika yang ke 26 yang bernama Theodore Roosevelt (Teddy). Teddy dikenal sebagai presiden yang bersifat progresif. Pada masa kepemimpinannya, Amerika Serikat menjadi negara yang memiliki pengaruh besar dalam geopolitik melalui kebijakan luar negerinya.

Istilah tersebut berdasarkan dari kutipan pidato Teddy pada tanggal 02 September 1901, saat ia masih menjadi wakil presiden Amerika Serikat. Setelah Teddy diangkat menjadi presiden, Teddy mencetuskan Big Stick Diplomacy sebagai manuver diplomasi khususnya saat Amerika Serikat sedang gencar-gencarnya intervensi & memperkuat pengaruhnya di negara-negara Amerika Latin sebagai implementasi dari doktrin Monroe. Konsep Big Stick Diplomacy intinya adalah jalur tengah penggunaan diplomasi & paksaan dengan kekuatan militer dalam mencapai kepentingan Amerika Serikat, dalam berdiplomasi dengan negara lainnya Amerika Serikat mengutamakan negosiasi yang dianalogikan sebagai Speak Softly. Namun, dibalik diplomasi ini Amerika Serikat juga memiliki kekuatan militer yang siap digunakan jika negosiasi tersebut tidak mencapai kesepakatan atau ketika kepentingan nasional Amerika Serikat tidak terpenuhi. Layaknya sebuah pentungan besar yang siap sedia digunakan untuk menyerang negara lain. Singkatnya seperti Gun Boat Diplomacy milik Kekaisaran Inggris.

Kekuatan militer hanya jadi ancaman bagi negara lain & bukan sebagai instrumen utama yang digunakan sebagai instrumen utama kepentingan nasionalnya. Sekalipun kekuatan militer bukan menjadi instrumen utama dalam mencapai kepentingan nasional Amerika Serikat, hal ini menjadi kunci dalam penerapannya. Karena militer berperan penting dalam menentukan hasil negosiasi sesuai dengan keinginan Amerika Serikat. Untuk mendukung kebijakan luar negerinya Amerika memutuskan untuk meningkatkan kekuatan militernya. terlebih lagi bagi Armada Perangnya, sehingga Amerika Serikat cukup kuat untuk memaksa negara-negara lainnya dalam bernegosiasi.

Atas perintah dari Teddy, Amerika serikat juga mengadakan Military Shows Off pada tahun 1907, di mana Amerika Serikat mengirimkan 16 kapal perang yang dikenal sebagai Great White Fleet untuk sebuah tur keliling dunia sambil singgah di beberapa negara lain sebagai cara memperlihatkan angkatan perang Amerika Serikat. Pelayaran ini menjadi simbol implementasi Big Stick Diplomacy. Selain itu, Big Stick Diplomacy memiliki pengaruhnya tersendiri, misalnya dalam hal pembangunan Terusan Panama yang memberikan efek positif bagi perekonomian Amerika Serikat, seperti halnya Terusan Suez bagi Kekaisaran Inggris. Terusan Panama merupakan jalur perekonomian laut yang menghubungkan antara Samudera Pasifik & Atlantik. Panama yang sebelumnya merupakan bagian dari Kolumbia ditawarkan oleh Amerika Serikat untuk dibeli tanahnya seharga 10 juta dolar dengan bayaran pertahunnya kepada Kolumbia sebesar 250 ribu dolar. Namun, tawaran itu ditolak oleh Kolumbia, untuk memenuhi kepentingan Amerika, maka warga panama yang memberontak didukung oleh militer Amerika Serikat agar bisa membebaskan diri dari Kolumbia. Sehingga proyek Terusan Panama dapat dilaksanakan & dapat meningkatkan perekonomian Amerika Serikat. Selain itu, kebijakan ini juga menunjukkan bagaimana Amerika Serikat begitu peduli kepada geopolitik & tidak ragu menggunakan kekuatan militer sebagai langkah terakhir demi menjamin keinginannya dapat terpenuhi. Beberapa kasus yang paling terkenal dalam Big Stick Diplomacy ini adalah penyelesaian perang Rusia – Jepang pada tahun 1905, memperkuat pengaruh Amerika Serikat di Republik Kuba & Dominika, perang Pasifik Amerika – Jepang tahun 1945, gencatan senjata di Semenanjung Korea pada masa perang dingin, & Invasi Amerika ke Irak pada tahun 2003.

Meskipun pemimpin-pemimpin Amerika Serikat dalam mencampuri urusan geopolitik global lebih sering bersifat agresif & memang tidak pernah lepas dari kontroversi yang ada. Namun, tanpanya kemajuan teknologi seperti peluncuran satelit, komputer, & beberapa teknologi yang kita nikmati sekarang akan muncul terlambat. (RI)