JURNALIKA

Jurnalistik Politeknik AKA Bogor

Mengenal Dokter Soeko Marsetiyo, Dokter yang Gugur di Tanah Pengabdian

Jurnalikanews – Mungkin banyak dari kita yang belum mengenal sosok beliau, Dokter Soeko Marsetiyo (53 tahun) asal Semarang yang berhati mulia karena dirinya rela bekerja jauh di Papua. Lantas apa balasan yang diterima dirinya? Beliau dibunuh di tempat ia mengabdikan sisa hidupnya. Soeko Marsetiyo, seorang Dokter Puskesmas di Tolikara, Papua. Terjebak oleh gerombolan pengunjuk rasa di Wamena. Mobilnya dibakar, dr. Soeko keluar dari kobaran api, namun perilaku massa yang sangat biadab membacoknya. Dr. Soeko pun tewas mengenaskan walaupun sempat dirawat di UGD RSUD Wamena, namun nyawanya tidak tertolong.

Sementara itu, dr. Sumule mengatakan dari laporan yang diterima, korban saat itu dihadang dan dianiaya pendemo seusai memeriksa warga di Wamena. “Memang dr. Soeko tercatat sebagai dokter di Tolikara namun dirinya sering melayani masyarakat di sekitar Wamena,” ujar dia.

Dari keterangan polisi, dr. Soeko meninggal akibat cedera kepala berat, luka bacok, dan luka bakar di bagian punggung.

Sebenarnya pihak keluarga beliau sempat memintanya untuk pulang ke Semarang, tetapi dokter yang dikenal murah senyum tersebut menolak dan berkata “Paling tidak, aku bisa berbuat sesuatu di sini”. Sejak selesai masa tugas pegawai tidak tetap (PTT) 15 tahun lalu, dr. Soeko mengabdikan dirinya di daerah-daerah terpencil, menyusuri jalan-jalan yang sulit untuk mengobati anak-anak Papua yang sakit. Dia menyebarkan senyum, harapan, dan masa depan.

Sumber: aceh.tribunnews.com

Kepala Unit Pelaksana Teknis AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria (ATM) Dinas Kesehatan Papua, Beeri Wopari, menjelaskan dr. Soeko diketahui baru bertugas di pedalaman Tolikara, Papua, pada 2013 lalu. Beeri menyebut dr. Soeko memiliki andil besar di sana.

Bayangkan, betapa ironinya kehidupan di negara ini, ketika ada sedikit orang yang berjuang sendirian jauh di sana, meninggalkan keluarga mengatasnamakan pengabdian dan kemanusiaan, tetapi malah disalah artikan dan dibantai secara kejam oleh orang-orang yang ia perjuangkan.

Dokter Soeko Marsetiyo adalah contoh pahlawan sekaligus inspirasi bagi kita semua, yang rela mengorbankan apa yang ia punya untuk membantu yang membutuhkan, tidak peduli materi apa yang akan didapat untuk membantu banyak orang, yang paling utama adalah keikhlasan serta ketulusan hati, karena dunia ini akan lebih baik ketika semua orang mau menurunkan ego dan hasrat yang sia-sia dan mulai saling membantu dan melengkapi satu sama lain.

Sebuah kehormatan bisa menuliskan artikel ini untuk mengenang sosok hebat seperti beliau, semoga amal ibadahnya dapat diterima di sisi Tuhan, dan panjang umur untuk semua hal baik. (MW)