
Jurnalikanews – Sabtu, 22 Februari 2020 telah dilaksanakan acara High Sensitive Senses yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Penjaminan Mutu Industri Pangan (PMIP). Acara ini berlangsung mulai pukul 09.00 WIB – selesai yang bertempat di kelas 3F Politeknik AKA Bogor. Tujuan acara ini untuk melaksanakan lomba uji sensorik, yaitu uji ambang rasa, uji duo trio, dan uji segitiga. Dalam prodi Penjaminan Mutu Industri Pangan (PMIP) terdapat praktik analisis sensorik yang bertujuan untuk melatih kepekaan indra, seperti mata untuk membedakan sampel secara visual, hidung untuk mencium aroma sampel, kulit untuk meraba tekstur sampel, dan lidah untuk merasakan sampel yang telah disediakan.
Uji ambang rasa itu bertujuan menguji indra perasa dalam hal membedakan rasa dasar dari empat sampel yang diberikan dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Uji segitiga, dalam uji ini tidak lagi menggunakan rasa dasar namun rasa tersebut telah dicampur seperti menyediakan tiga sampel dengan dua varian yang sama dan satu varian yang berbeda, sehingga peserta diminta untuk melatih kepekaan dalam melihat, meraba, dan mencium dari sampel yang telah disediakan. Uji duo trio, uji ini mirip dengan uji segitiga hanya saja dalam uji duo trio ini peserta diberi kesempatan satu kali untuk mengingat sampel yang telah diketahui jenisnya, kemudian peserta diminta untuk mengidentifikasi ketiga sampel.

Acara ini dikhususkan untuk mahasiswa/mahasiswi Penjaminan Mutu Industri Pangan (PMIP) dikarenakan lomba uji sensorik merupakan program kerja baru dari Himpunan Mahasiswa Penjaminan Mutu Industri Pangan (PMIP). Menurut Nu’man Habibur Rahman selaku ketua pelaksana, Penjaminan Mutu Industri Pangan (PMIP) telah memiliki dasar dalam uji sensorik. “Karena ini merupakan kali pertama atau masih dalam uji coba, sehingga lingkupnya masih terbatas hanya untuk prodi PMIP saja.” Kata Habib. (22/20). Para penyelenggara pun memiliki keinginan agar kedepannya acara tersebut dapat dilaksanakan untuk semua mahasiswa/mahasiswi di Politeknik AKA Bogor.
Pelaksanaan acara ini juga memiliki beberapa kendala, dalam hal ini yaitu penentuan kode sampel yang tidak boleh sembarangan, “Tiap sampel pasti memiliki kode sampel, sehingga dalam penentuannya tidak boleh sembarangan. Karena ada ketentuan – ketentuan tersendiri dalam menentukannya, seperti tidak boleh dua digit minimal tiga digit dan harus acak.” Kata Habib. Penentuan konsentrasi dalam uji ambang rasa juga harus memiliki takaran yang berbeda sehingga dalam penyediaan sampel harus maksimal.
Menurut Habib kuota yang disediakan telah tercapai terlihat dari para peserta yang hadir, namun berbeda dengan target, karena target dilihat dari banyaknya peserta yang dapat menyelesaikan misi. Dalam pelaksanaan lomba ini waktu pelaksanaan sangat menentukan, yaitu pukul 09.00 – 10.00 WIB merupakan waktu yang tepat untuk melaksanakan uji sensorik, karena pada saat – saat tersebut para peserta dalam kondisi yang lapar. (ANS/NWF)