Jurnalikanews- Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional yang ke 53, Kementerian Kesejahteraan Mahasiswa (KESMA) BEM IMAKA menyelenggarakan Medical Check Up yang bekerja sama dengan Klinik Mata Dr. Hasrie Ainun Habibie dan Optik Surya. Acara ini berlangsung pada Minggu (12/11), pukul 08.00 hingga 13.00 WIB, bertempat di Health Centre Politeknik AKA Bogor. Fasilitas yang disediakan berupa pemeriksaan mata secara gratis dan pemaparan tentang ilmu kesehatan mata. Medical check up bertujuan agar mahasiswa sadar dan peduli akan kesehatan matanya, selain itu juga bertujuan untuk mengingatkan mahasiswa untuk secara rutin mengecek kesehatan yang telah disediakan oleh kampus. Pada tahun ini, kegiatan medical check up telah berlangsung dua kali, yang pertama yakni pada saat acara Dies Natalis Politeknik AKA Bogor.
“Mahasiswa memberikan respon yang baik pada acara tersebut, pendaftar online yang pada awalnya diperkirakan hanya sekitar 75 orang, melambung tinggi hingga 150 orang.” ujar Tita Anugrah, selaku Menteri KESMA yang ikut andil dalam penyelenggaraan acara tersebut. Peserta sempat merasa kecewa karena acara yang tidak dimulai tepat pada waktunya, “Banyak yang ngira acaranya ngaret, padahal jam 08.00 acara sudah dimulai untuk registrasi peserta yang offline, belum boleh periksa mata” tambah Tita. Hal tersebut dikarenakan kurangnya penyampaian informasi, sehingga peserta online datang terlalu awal ketika pendaftaran peserta offline dibuka.
Iep Abdul Rojak selaku ahli madya dan fraksi optisi kesehatan mata bagian luar serta salah satu pemeriksa mata pada medical check up menjelaskan, tiga tujuan utama diselenggarakannya kegiatan tersebut, yaitu sosialisasi kesehatan mata yang bertujuan untuk menyadarkan mahasiswa akan pentingnya kesehatan mata; selanjutnya pemeriksaan mata, hal ini sebagai media mahasiswa agar megetahui kondisi mata; dan yang ketiga adalah pembuatan alat bantu kesehatan mata, diketahui bahwa acara ini juga bekerja sama dengan Optik Surya. Terkait kerjasama dengan pihak kesehatan, sertifikasi, serta legalitas merupakan hal yang begitu penting karena hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Sama halnya dengan kerjasama yang terjalin oleh Politeknik AKA dengan Klinik Ainun Habibie.
Pemeriksaan mata dilakukan menggunakan bantuan alat dan terakhir dilakukan wawancara dengan pasien. Alat pemeriksaan mata yang digunakan yaitu auto-refractometer. Melalui alat tersebut, dapat diketahui gambaran kondisi mata pasien. Selanjutnya ditentukan dengan pengecekan secara manual disertai wawancara singkat mengenai keluhan yang dialami. “Kesehatan mata wajib diperhatikan, terutama pada hal penggunaan alat ber-radiasi, jarak baca minimal 30 cm, dan penggunaan lensa mata maupun softlens.” ujar Iep. (IL&ANR)