JURNALIKA

Jurnalistik Politeknik AKA Bogor

Dibalik Kenikmatan Meminum Kopi dan Teh

pexels-photo-126637Jurnalikanews-Pagi yang dingin dan segar memang menenangkan. Udara, suasana, dan redupnya cahaya sang mentari lebih-lebih menambah ketenangan itu. Banyak manusia memulai aktivitas pagi harinya dengan berbagai macam kegiatan, entah itu beribadah, berolahraga, dan minum-minuman hangat seperti kopi dan teh. Ya, kopi dan teh, dua sejoli penambah kenikmatan pagi hari dimana semua manusia yang dilahirkan pasti mengetahui dan setidaknya pernah satu kali mencicipi kedua minuman ini. Namun, tidak hanya di pagi hari, mereka tak bisa dipisahkan di pagi, sore, hingga malam hari. Dengan kata lain, dua minuman ini cocok sebagai teman beraktivitas kapanpun dan dimanapun.

Kopi, si hitam ini awalnya hanya terlihat seperti biji tumbuh-tumbuhan biasa. Namun,  dengan pengetahuan nenek moyang kita di dataran berpasir kuning dengan cakrawala-cakrawala yang indah, mereka mengolah biji tumbuhan itu menjadi minuman hitam pekat hingga kecoklatan yang memiliki cita rasa luar biasa bahkan sampai menjadi primadona bagi  hampir semua manusia di muka bumi. Ilmu cara mengolah si hitam ini mereka turunkan ke cucu-cucu mereka hingga tersebar di berbagai benua sebagai rempah-rempah yang menguasai pasar, bertebaran ke tanah Eropa dan Asia. Bahkan, kini banyak inovasi dari tangan-tangan kreatif untuk membuat varian jenis minuman dari si hitam ini, tanpa mengurangi cita rasa aslinya. Si hitam ini juga memiliki berbagai manfaat, secara umum, manusia mengambil keuntungan dari efek meminum ini yaitu dapat membuat diri terjaga di malam hari dan menambah semangat di pagi hari untuk mengerjakan aktivitas. Disisi lain,  kopi juga memiliki manfaat lain seperti mengurangi resiko diabetes, mencegah alzheimer, mencegah dimensia dan masih banyak lagi manfaatnya.

Begitu juga dengan Camellia sinesis yang umum kita kenal sebagai pohon yang daunnya digunakan sebagai teh. Kita kali ini akan menyebutnya sebagai si cokelat dari dataran Asia Selatan dan Tenggara yang tumbuh di tanah-tanah yang tinggi, dingin, dan berkabut, karena secara umum memang warnanya cokelat ketika sudah diolah. Semakin tua umur bumi, tanaman ini menyebar ke berbagai penjuru dunia melalui para pedagang dan petualang menggunakan kapal-kapal dan kuda mereka hingga terkenal di tanah Inggris pada tahun 1662 hingga menjadi primadona para bangsawan di masa itu. Kemudian kita mengenal istilah Afternoon Tea atau Tea time yang menjadi tradisi di Inggris sampai saat ini. Tanaman ini diolah dengan terlebih dahulu dipetik pucuk daun yang masih muda, lalu dikeringkan dibawah sinar matahari, kemudian diseduh dengan air panas di dalam teko-teko kecil maupun besar. Proses mempengaruhi hasil, begitu juga dengan teh, jika diolah dengan tingkat oksidasi yang berbeda dapat menghasilkan kenikmatan dan jenis teh yang lain seperti teh putih, teh hijau, teh hitam dan teh oolong. Di Indonesia, teh biasanya juga dipakai sebagai teman mengobrol, sajian untuk tamu, dan berbagai hal lainnya tanpa memandang tingkat sosial masyarakat. Kandungan teh memiliki manfaat yang cukup banyak yaitu untuk mengobati asma, angina pektoris, jantung koroner, dan antibiotik serta masih banyak lagi.  Kemungkinan bertambahnya manfaat yang ada di dalam daun teh ini akan terjadi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan.

Namun dibalik semua itu, dua sejoli ini memiliki efek yang cukup mencengangkan yaitu efek dimana seseorang yang mengkonsumsinya dalam jangka panjang dan terus menerus dapat membuat ketagihan atau biasa kita sebut kecanduan. Kecanduan ini diakibatkan oleh zat adiktif yang terdapat di dalam tumbuhan ini. Kopi mengandung kafein dan teh mengandung tanin, kedua zat kimia tersebut memiliki efek yang hampir mirip, seperti meningkatkan konsentrasi dan merasa selalu terjaga karena adrenalin yang terpompa di dalam tubuh meningkat secara drastis serta membuat jantung berdebar-debar. Hal ini dapat mengakibatkan orang yang mengkonsumsinya merasa segar dan akan merasa lesu jika tidak mengkonsumsinya. Efek negatif tersebut dapat berdampak buruk jika mempengaruhi gaya hidup, misalnya jika tidak mengkonsumsi teh atau kopi kita akan malas melakukan pekerjaan yang biasanya diawali dengan meminum teh atau kopi. Kecanduan ini dapat diatasi secara berkala, sedikit demi sedikit dengan mengurangi konsumsi kopi atau teh. Jika langsung memaksakan untuk berhenti, tubuh akan melakukan penolakan karena sudah terbiasa menerima zat-zat kimia tersebut, sehingga menimbulkan efek yang membuat tubuh tidak nyaman. Sebenarnya kopi dan teh memiliki manfaat yang sangat baik dan menyehatkan jika kita, sebagai manusia yang berakal, bijak dalam mengkonsumsinya dengan tidak meminum kopi atau teh secara berlebihan setiap hari. (Fz)