Jurnalikanews- (27/05/2017) Rerouting atau penataan ulang rute trayek angkot di Kota Bogor sudah berjalan hampir sepekan lamanya. Rerouting angkot ini diterapkan terhadap ratusan unit angkot yaitu pada trayek angkot 02 (Ciawi-Sukasari-Bubulak), 03 (Ciawi-Baranangsiang-Bubulak) dan 01 (Ciawi-Baranangsiang-Bubulak). Trayek 02 dan 03 ini diperpanjang hingga Ciawi dan 01 diperpanjang hingga Bubulak.
Rerouting angkot ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan di Pusat Kota Bogor. Namun, hingga saat ini uji coba program rerouting trayek angkot yang dilakukan justru belum efektif dalam mengurangi kemacetan. Selain itu, kurangnya sosialisasi dari pihak Dishub Kota Bogor membuat sebagian warga yang biasa menggunakan angkot menjadi kebingungan.
Rerouting rute trayek angkot membuat DPC Organda Kota Bogor mengajukan protes terhadap kebijakan yang terkait pihak Dishub Kota Bogor. Pasalnya usulan mengenai dua tarif yang diajukan hingga kini belum mendapat respon dari pihak terkait.
Adanya usulan mengenai tarif jarak jauh dari ujung ke ujung (Ciawi-Bubulak) yaitu Rp 7.000,- dan tarif jarak menengah (Bubulak-Baranangsiang) atau (Baranangsiang-Ciawi) yaitu Rp 3.500,- belum juga mendapat jawaban dari Pemerintah Kota Bogor. Organda pun sangat menyayangkan belum adanya win-win solution ini, sehingga para sopir angkot pun tidak berani menaikkan tarif angkot secara sepihak karena takut menimbulkan konflik. -Dilansir dari metro.sindonews.com (nn)
Jurnalistik Politeknik AKA Bogor