JURNALIKA

Jurnalistik Politeknik AKA Bogor

Naiknya Tunjangan DPR hingga Kematian Warga, Gelombang Demonstrasi Kian Membesar dan Terus Berlanjut

Sumber: https://www.tempo.co/politik/kronologi-demo-memprotes-dpr-hingga-meluas-berubah-penjarahan-2065182

Jurnalikanews – Indonesia dilanda gelombang demonstrasi besar sejak pertengahan Agustus
2025, dipicu dari isu tunjangan DPR yang dinilai berlebihan, serta meningkatnya beban
ekomomi oleh masyarakat. Kondisi semakin memanas setelah tewasnya Affan Kurniawan (21),
seorang pengemudi ojek online yang dilindas kendaraan taktis milik Brimob, dalam insiden
bentrokan pada 28 Agustus di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Awal mula aksi karena adanya kontroversi mencuat pada 13 Agustus 2025, saat publik
menyoroti besaran tunjangan anggota DPR yang mencapai Rp50juta perbulan. Di mana nominal
tersebut jauh di atas rata-rata pendapatan masyarakat, bahkan 10 kali lipat dari upah minimum
Jakarta. Kritik keras di media sosial yang kemudian berujung pada aksi unjuk rasa di beberapa
titik ibu kota.
Demonstrasi semakin meluas ke berbagai kota pada 30 Agustus 2025, aksi massa meningkat
menjadi demonstrasi nasional. Ribuan warga turun ke jalan di berbagai kota, diantaranya Jakarta,
Makassar, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Bali, dan Medan. Beberapa aksi disertai dengan
perusakan fasilitas umum hingga pembakaran gedung pemerintahan.
Di Jakarta, massa melakukan perusakan dan penjarahan rumah beberapa anggota DPR, termasuk
kediaman Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni. Di Makassar pula, kerusuhan berujung
tragis dengan tiga hingga empat warga sipil tewas akibat kebakaran gedung parlemen dan
bentrokan. Hingga saat ini tercatat minimal tujuh korban jiwa dan ratusan luka-luka.

Sumber: https://apnews.com/article/indonesia-violent-protests-makassar-
c99eaec9e8201979a97cc5bb6b4f9b7e

Kemarahan publik semakin meluas setelah adanya insiden di Pejompongan, Jakarta Pusat, pada
28 Agustus 2025. Di mana seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, dilaporkan tewas
usai ditabrak dan dilindas oleh mobil taktis milik Brimob. Adanya peristiwa ini, menjadi daftar
panjang ketidakpuasan masyarakat terhadap aparat keamanan.
Setelah kejadian tersebut, Kapolri telah menahan tujuh anggota polisi dan berpotensi diberikan
sanksi berupa Pemecatan Tidak Dengan Hormat (PTDH) yang diduga terlibat dalam insiden
tersebut. Namun, langkah tersebut belum cukup untuk meredam aksi massa yang menuntut
akuntabilitas penuh aparat serta keadilan bagi korban.
Atas insiden tersebut, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan belasungkawa atas
meninggalnya Affan Kurniawan dan membatalkan agenda kunjungan ke China pada akhir
Agustus 2025 untuk fokus menangani krisis. Pemerintah juga meminta platform media sosial
seperti TikTok dan Meta memperketat pengawasan konten, setelah fitur siaran langsung TikTok
dibatasi saat aksi berlangsung.
Hingga saat ini, 2 September 2025 di Bandung, Polisi mengarahkan gas air mata dan
menembakkan peluru karet ke arah mahasiswa di kawasan kampus Universitas Islam Bandung
dan Pasundan yang menimbulkan kecaman dari kelompok mahasiswa menyebut tindakan
tersebut brutal karena kampus merupakan zona aman.
Penyebab lainnya dari protes tersebut adalah mencerminkan kekecewaan masyarakat terhadap
ketimpangan ekonomi serta lemahnya perlindungan sosial, seperti kenaikan biaya hidup,
kecilnya lapangan kerja, hingga pengangguran yang menjadi bahan bakar gerakan massa.
(CMM)

Artikel Trending

Sumber:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250902151605-12-1269311/kompolnas-ungkap-7-
brimob-pelindas-ojol-affan-berpotensi-dipecat
https://nasional.kompas.com/read/2025/09/02/19231391/penembakan-gas-air-mata-di-kampus-
unisba-mendikti-serangan-terhadap-ruang
https://www.tempo.co/politik/kronologi-demo-memprotes-dpr-hingga-meluas-berubah-
penjarahan-2065182
https://www.theguardian.com/world/2025/sep/02/indonesia-protests-explained-start-how-has-
the-government-responded?utm_source=chatgpt.com
https://apnews.com/article/indonesia-antigovernment-protests-unrest-
16cc8b10279d22efc9112d64d86929df
https://apnews.com/article/indonesia-violent-protests-makassar-
c99eaec9e8201979a97cc5bb6b4f9b7e