

Jurnalikanews – Sampah plastik selalu menjadi masalah awal dalam menjaga kebersihan
lingkungan, hingga saat ini belum ditemukan solusi yang efektif untuk menguranginya.
Kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk meminimalkan pemakaian kemasan plastik
sangat diperlukan. Hal ini didukung oleh tren positif, seperti perkembangan kemasan pangan,
perabotan rumah tangga, hingga beberapa pakaian yang didaur ulang dari limbah plastik.
Alam tentu memiliki cara dan kapasitasnya sendiri dalam menanggung masalah yang
disebabkan oleh manusia.
Dilansir dari IDN Times, saat ini ada sekitar 180 spesies jamur yang dapat menguraikan
plastik. Kebanyakan jenis jamur itu dapat memakan plastik berjenis polikaprolakton (PCL),
yang termasuk jenis plastik biodegradable. Selain itu, ilmuwan dari beberapa negara juga
kembali menemukan jenis jamur Pestalotiopsis microspora di hutan hujan Ekuador. Jamur ini
dapat menguraikan plastik berjenis poliuretana (PU) yang digunakan pada busa, material
elastis, hingga perekat. Selain itu, ia dapat bertahan di lingkungan dengan atau tanpa oksigen.
Ada pula jamur Aspergillus tubingensis di Pakistan dapat memecah plastik jenis poliester
yang biasa digunakan untuk pakaian, botol, dan kemasan makanan hanya dalam waktu
beberapa minggu. Juga terdapat jamur memakan jenis plastik polipropilena (PP) yang sangat
sulit diurai. University of Sydney menyebutkan kalau jamur berjenis Aspergillus terreus dan
Engyodontium album bisa memecah polipropilena hingga 25-27 persen dalam waktu 90 hari.
Jamur pemakan plastik pada dasarnya mengonsumsi karbon yang ada di dalamnya hingga
berakhir pada penguraian plastik walaupun terjadi secara perlahan.
Proses penguraian, secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu, melalui proses hydrolysis saat
enzim jamur akan menyerang ikatan ester pada polimer plastik. Proses ini akan terjadi
pemutusan rantai panjang hingga menjadi bagian yang kecil dan mudah dilarutkan.
Sementara, proses kedua disebut biodegradation dapat terjadi setelah polimer plastik terpecah-pecah yang nanti nya akan dikonsumsi oleh jamur karena pecahan polimer plastik
dianggap sebagai sumber karbon dan energi.
Meskipun terbukti efektif dalam menguraikan plastik, bukan berarti menjadi solusi pasti
dengan penggunaan plastik di Indonesia. Biaya yang digunakan dalam budidaya jamur tentu
tidak murah ditambah cuaca di Indonesia yang tidak menentu serta kebijakan pemerintah
yang berlaku terkait perizinan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
memastikan keamanan, kecepatan, dan keberlanjutan penggunaan jamur tersebut secara
praktis. (MMJA)
Referensi :
https://kumparan.com/elbert-tanujaya/bukan-fiksi-ternyata-ada-jamur-pemakan-plastik-di-
dunia-nyata-25d5904Fh2o
https://www.idntimes.com/science/discovery/jamur-pemakan-plastik-harapan-baru-untuk-
bersihkan-laut-01-z6myt-3snp31
https://www.kompas.com/tren/read/2025/07/21/213000065/cerita-ilmuwan-temukan-jamur-
di-hutan-amazon-yang-bisa-makan-sampah-plastik?page=all