JURNALIKA

Jurnalistik Politeknik AKA Bogor

Kisah Meila: Keadaan Bukan Batasan Dalam Mengejar Mimpi

Sumber: FEB UGM ac.id

Jurnalikanews Nurizha Meila Andini (18) merupakan gadis asal Desa Sukorejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Gadis yang biasa dipanggil Meila ini merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Yunanto dan Jumiati. Meila besar di keluarga yang penuh keterbatasan finansial, di mana sang ayah berprofesi sebagai supir panggilan dan sang ibu berprofesi sebagai penjual gorengan yang dititipkan ke kantin-kantin sekolah. Penghasilan yang diperoleh oleh sang ayah sebagai supir panggilan sangat tidak menentu, dalam satu Minggu sang ayah hanya mendapatkan satu sampai dua panggilan dengan harga upah satu panggilan sebesar Rp200.000,-. Kondisi ekonominya sangat terpuruk ketika pandemi COVID-19 melanda, di mana tidak ada satupun panggilan untuk sang ayah menjadi supir. Namun, dengan keadaan yang serba terbatas sang ayah selalu memprioritaskan pendidikan untuk putrinya tersebut agar bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

Kondisi ekonomi yang serba pas-pasan tidak membuat Meila menyerah begitu saja. Meila selalu berusaha dengan tekun dan giat belajar untuk selalu berprestasi. Puncaknya, Meila berhasil menorehkan prestasi di bidang non-akademik melalui hobinya yaitu menari tari Thengul, di mana dia pernah diberi kesempatan untuk tampil menari di Istana Negara pada Hari Kemerdekaan Indonesia tahun 2019. Meila juga mempunyai mimpi menjadi pengusaha yang besar di bidang bakery dan dia mempunyai tekad untuk menyalurkan mimpinya tersebut untuk kuliah di UGM (Universitas Gadjah Mada). Meskipun mimpinya dianggap terlalu tinggi di tengah kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, dia tetap gigih belajar untuk mewujudkan tekadnya kuliah di UGM. “Usaha tidak mengkhianati hasil” benar-benar terjadi pada Meila, berkat doa dan dorongan orang tuanya serta orang-orang disekitarnya, Meila diterima di UGM melalui jalur prestasi dan ditetapkan sebagai penerima UKT 0.

Dari kisah Meila, dapat diambil pelajaran bahwa kondisi ekonomi keluarga bukan penghalang bagi kita untuk meraih mimpi setinggi mungkin. Sikap gigih, terus belajar, tidak menyerah, dan percaya diri pada kemampuan diri sendiri dapat mendorong mimpi kita datang dengan sendirinya. Hal tersebut selaras dengan pernyataan Bill Gates yaitu “If you are born poor, it,s not your mistake but, if you die poor, it,s your mistake.” (ANM)

Sumber:

https://feb.ugm.ac.id/id/berita/4639-kisah-inspiratif-meila-dalam-keterbatasan-berhasil-kuliah-gratis-di-manajemen-ugm