

Jurnalikanews – Generasi Z, sering dikenal sebagai Generasi Z, merupakan kelompok yang lahir dan berkembang di era dominasi teknologi digital. Mereka tumbuh di tengah kemajuan teknologi yang pesat serta arus informasi yang terus mengalir tanpa henti. Gaya hidup generasi ini sangat khas dengan dipengaruhi oleh berbagai elemen seperti budaya populer yang terus berubah, dominasi media sosial dalam kehidupan sehari-hari, serta tekanan untuk selalu tampil relevan di dunia yang bergerak dengan begitu cepat.
1. Gaya Hidup Digital
Generasi Z sangat erat kaitannya dengan teknologi, terutama media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Twitter, yang menjadi sarana utama untuk mengekspresikan diri, berkomunikasi, dan mencari informasi. Gaya hidup digital ini membuat mereka lebih terbuka terhadap tren global dan adaptif terhadap perubahan. Namun, kebiasaan ini juga menimbulkan tantangan, seperti tekanan untuk tampil sempurna di media sosial, fear of missing out (FOMO), dan risiko kecanduan layar.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam JAMA Psychiatry pada tahun 2019 menemukan bahwa remaja yang menggunakan media sosial lebih dari tiga jam per hari berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental, terutama terkait dengan citra diri. Media sosial sering kali menjadi ajang untuk membandingkan diri dengan orang lain, yang dapat menyebabkan perasaan tidak cukup baik, kecemasan, dan stres.
- Tren Gaya Hidup yang Diadopsi
Generasi Z dikenal memiliki pola pikir yang terbuka dan peduli terhadap isu-isu global, seperti keberlanjutan lingkungan, kesehatan mental, dan inklusivitas. Hal ini tercermin dalam beberapa tren gaya hidup mereka:
- Gaya Hidup Berkelanjutan: Banyak anggota Generasi Z yang mulai mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan, seperti menggunakan produk daur ulang, mengurangi penggunaan plastik, dan mendukung merek yang berkomitmen pada keberlanjutan. Menurut Universitas Pertamina, Generasi Z berpeluang menjadi pionir dalam mendorong transisi menuju pola hidup yang lebih berkelanjutan.
- Pola Makan Sehat: Tren seperti diet berbasis tumbuhan (plant-based diet) atau mengurangi konsumsi daging semakin populer di kalangan Generasi Z, terutama bagi mereka yang sadar akan isu lingkungan dan kesehatan. Sebuah artikel di Kumparan menyatakan bahwa Generasi Z lebih cenderung memilih makanan yang tidak hanya sehat tetapi juga berkelanjutan, mendukung praktik pertanian organik dan lokal, serta menghindari produk dengan dampak negatif terhadap lingkungan.
- Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi: Meskipun dikenal sebagai generasi yang ambisius, Generasi Z juga lebih menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Mereka menuntut fleksibilitas, transparansi, dan nilai-nilai yang bermakna dalam lingkungan kerja. Esensi.tv melaporkan bahwa Generasi Z membawa perubahan besar dalam dunia kerja dengan menuntut fleksibilitas dan transparansi sebagai prioritas utama.
- Tantangan yang Dihadapi
Generasi Z meskipun memiliki gaya hidup yang dinamis, menghadapi berbagai tantangan signifikan. Tekanan sosial dan ekspektasi yang tinggi sering menjadi pemicu stres dan kecemasan. Kebiasaan multitasking dan keterlibatan yang intens dalam dunia digital dapat mengakibatkan mereka kehilangan kesempatan untuk menikmati momen dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, penting bagi Generasi Z untuk belajar mengelola waktu dan menetapkan batasan yang sehat dalam penggunaan teknologi.
Menurut artikel di situs Yayasan Bina Karya Bakti, kebiasaan multitasking dan akses tak batas ke platform digital dapat mengganggu fokus dan produktivitas Generasi Z. Survei oleh The Guardian mengungkapkan bahwa, 62% Generasi Z merasa kesulitan dalam mengatur waktu yang dapat menyebabkan penundaan dan stres berlebihan jika tidak dikelola dengan baik.
Sebagai generasi yang peduli pada isu-isu global, Generasi Z menunjukkan komitmen mereka melalui gaya hidup berkelanjutan, pola makan sehat, dan tuntutan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Meski begitu, tekanan sosial dan ekspektasi tinggi sering menjadi sumber stres, sehingga mereka perlu menetapkan batasan dan mengelola waktu secara bijak untuk menjaga kesejahteraan fisik dan mental. (EA)
Referensi
https://mum.id/news/pengaruh-sosial-media-bagi-kesehatan-mental-gen-z-di-indonesia