

Jurnalikanews- Pada Kamis malam, 23 Januari 2025, aula gedung B lantai 3 Politeknik AKA Bogor ramai didatangi mahasiswa dari perwakilan 7 komponen dan juga perwakilan tiap angkatan yang ingin melihat pidato akhir dari presiden mahasiswa periode 2024-2025. Acara sempat ditunda selama 30 menit akibat forum yang belum memenuhi, tetapi hal ini tidak mengurangi antusiasme dari para mahasiswa yang datang.
Acara dimulai pukul 19.30 WIB, diawali dengan tilawah, lalu menyanyikan lagu indonesia raya, hitam putih, dan totalitas perjuangan. Kemudian, dilakukan sesi tanya kabar kepada perwakilan dari 7 komponen dan perwakilan angkatan yang hadir.
Masuk ke acara inti, yaitu pidato akhir presiden mahasiswa periode 2024-2025. Pidato ini dibuka dengan 3 sorakan yang menggema di aula: “Hidup Mahasiswa!”, “Hidup Rakyat Indonesia!”, dan “Hidup Perempuan yang Melawan!”
Dalam pidatonya, Presiden Mahasiswa, Naufal Nabil berfokus pada ucapan terima kasih banyak terhadap anggota pilar karsa, menteri-menteri BEM, dan warga imaka lainnya. Beliau memberi flashback sedikit saat sedang pidato pertama menjadi presiden mahasiswa. Rasa bangga dan sedih bisa nampak dalam pidato terakhir yang beliau berikan. Harapan beliau kedepannya adalah supaya IMAKA menjadi lebih baik lagi dan lagi.

Dalam sesi wawancara dengan Jurnalika, salah satu Program Unggulan yang dahulu ditawarkan Naufal Nabil adalah Merak.
Merak atau memberi dan beraksi merupakan sebuah program yang ditujukan untuk membantu meringankan beban mahasiswa yang bermasalah dalam kegiatan laboratorium seperti memecahkan alat gelas. Sayangnya program ini tidak dapat berjalan dengan baik karena terkendala dalam perizinan.
Menurut ketua DPM periode 2024-2025, Muhammad Ramlan Agustian, kinerja dari prema dan wapresma periode 2024-2025, serta jajaran kabinetnya sudah sangat baik karena terdapat banyak perbaikan dari periode selanjutnya. Namun, menurutnya ada beberapa hal yang bisa dievaluasi. “Kalau untuk evaluasi, harus ada evaluasi, karena evaluasi itu penting untuk melanjutkan estafet kepemimpinan di periode selanjutnya. Yang dimana evaluasi ini terkait program kerja presma dan wapresma yang mana belum terlaksanakan secara sempurna,” jelasnya.
Kami juga meminta pandangan dari mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi, Muhazzib Raiffan, terkait apa yang ia rasakan di masa kepemimpinan presiden mahasiswa periode 2024-2025. “Jadi, yang saya rasakan di masa kepemimpinan A Naufal Nabil dan A Goodwil ialah rasa ikut terbersamai oleh beliau dan juga terasalah bagaimana mereka mengayomi warga imaka,” ujar Muhazzib Raiffan dalam sesi wawancara dengan Jurnalika. (ZS/MGA)