JURNALIKA

Jurnalistik Politeknik AKA Bogor

Cumlaude Di Tengah Keterbatasan: Kisah Inspiratif Penyandang Disabilitas Visual

Sumber : Kumparan.com

Jurnalikanews – Bagi sebagian orang, kekurangan merupakan penghalang bagi mereka untuk sukses. Banyak dari mereka yang mengeluh dan menyalahkan takdir atas kekurangan yang dimiliki, seperti kekurangan fisik yang sudah ditakdirkan. Hal ini justru bukan sebuah penghalang bagi Nur Fauzi Ramadhan, seorang pria disabilitas visual lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang berhasil menamatkan pendidikannya dengan meraih predikat kehormatan.

Nur Fauzi Ramadhan lahir dengan katarak kongenital. Awalnya, dia bercita-cita ingin menjadi dokter. Sayangnya, mimpinya harus dia kubur dalam-dalam karena terlahir sebagai tunanetra. Hal tersebut tidak membuatnya putus asa dan menyalahkan keadaan. Dia memutuskan untuk berkuliah di universitas bergengsi di program sarjana ilmu hukum, Universitas Indonesia. 

Menurut Nur Fauzi, disabilitas visual yang dia miliki bukanlah pembatas baginya, justru merupakan peluang yang sangat baik. “Bagi saya yang memiliki disabilitas visual, berkesempatan belajar di FH UI merupakan peluang yang sangat baik. Selama menempuh pendidikan di sini, saya dilatih berpikir kritis, bertanggung jawab, dan peka terhadap fenomena sekitar, terutama terkait hukum dan kebijakan. Selain itu, teman-teman mahasiswa sangat kooperatif dan dengan senang hati membantu apabila saya ada kesulitan. Para dosen juga memberikan peluang yang sama bagi saya untuk berkembang tanpa membedakan status disabilitas,” ungkap Nur Fauzi yang dikutip dari website ui.ac.id.

Hal tersebut Nur Fauzi buktikan dalam postingan yang dia unggah di dalam akun X pribadinya yang kerap kali membahas isu-isu politik dan sosial, serta artikel yang dibuatnya yang telah dipublikasikan pada Kumparan dengan judul: “100 Tahun Pendidikan Tinggi Hukum: Catatan Kecil Penyandang Disabilitas Netra” yang membahas tentang hukum yang berkaitan dengan penyandang disabilitas,seperti yang Nur Fauzi alami.

Selain prestasinya dalam mendapatkan gelar kehormatan (cum laude) dalam perkuliahan, pemuda disabilitas visual itu juga mempunyai sejumlah prestasi gemilang. 

Sumber : @nurfauzizi on X

Prestasi yang Nur Fauzi dapatkan antara lain :

  1. Pemohon Perkara Uji Materi Perkara di Mahkamah Konstitusi
  2. Perwakilan Indonesia di Asian Blind Youth Summit Manila 2023
  3. Peserta Sekolah Staf Presiden 2023 

Capaian predikat terhormat serta prestasi-prestasi yang didapat oleh Nur Fauzi mendapatkan sambutan gembira serta banyak menjadikan Nur Fauzi sebagai sosok inspiratif, lantaran di balik kekurangannya bukanlah sebuah pembatasan baginya untuk mendapatkan gelar kehormatan selama kuliah. Menurut Nur Fauzi, lulusan cumlaude FHUI dengan IPK 3,65, tidak hanya belajar hukum, tetapi juga nilai empati dan tanggung jawab sosial. Ia aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk advokasi disabilitas, Sekolah Staf Presiden 2023, dan menjadi delegasi Asian Blind Youth Summit, serta berharap dapat menginspirasi penyandang disabilitas lainnya.

“Saya berharap UI tetap menjadi lembaga pendidikan kelas dunia yang menghasilkan insan-insan terbaik bangsa yang menginspirasi dan membawa Indonesia menjadi lebih baik. Semoga kesempatan belajar dan mengembangkan diri bagi para disabilitas tetap terbuka, dan UI bisa menjadi kampus percontohan dalam kedua hal itu, baik secara nasional maupun internasional,” ungkap Nur Fauzi yang dikutip dari website ui.ac.id. (ZF) 

Referensi :

https://www.ui.ac.id/disabilitas-visual-tak-halangi-cita-cita-wisudawan-ui-nur-fauzi-kejar-impian-jadi-pakar-hukum-internasional/

https://x.com/nurfauzizi/status/1827366827988807925?t=WmQiKCL_Kl1il5XyQdMbUw&s=19