
Sumber: Dokumen Pribadi
Jurnalikanews – Indonesia pada 14 Februari sedang disibukkan dengan diselenggarakannya pemilihan umum. Masyarakat yang telah memenuhi syarat pencoblosan memberikan suaranya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada tempat yang telah terdaftar, termasuk para mahasiswa Politeknik AKA Bogor. Sebagian mahasiswa Politeknik AKA Bogor mencoblos di TPS dekat rumah masing-masing, namun sebagian lagi menyumbangkan surat suaranya di TPS sekitar kampus. Suasana TPS di sekitar kampus pada pagi hari cukup sepi dikarenakan hujan yang melanda pada pagi hari. Namun setelah hujan mulai reda, TPS mulai didatangi para pemilih.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa memiliki pandangan yang berbeda-beda atas pemilu tahun ini. Sebagian dari mereka merasa gugup, mengingat bagi beberapa mahasiswa, pemilu tahun ini merupakan kali pertama mereka untuk mengikuti pemilu. “Karena ini merupakan pemilu pertama kali buat saya menjadi agak gugup. Untuk pemilu tahun ini menurut saya tidak jauh beda dengan pemilu sebelumnya, di media sosial warga cukup intens dalam mendukung dan beropini,” Ujar R, salah satu mahasiswa Politeknik AKA Bogor. ” Karena ini pemilu pertama pastinya deg-degan, bingung milihnya gimana karena baru pertama juga kan. Tapi kelihatannya banyak juga kericuhan terjadi, pokoknya kali setiap kali lihat Twitter pasti ada saja yang di warkan, jadi sebagai pemilih yang baru menemukan tantangan untuk berhadapan dengan fans fanatik, maupun buzzer karena pengen liat dari sudut pandang yang objektif,” tambah mahasiswa AKA lainnya. Para mahasiswa pun memiliki pandangan yang berbeda-beda saat kami tanyakan pendapatnya mengenai ketiga paslon (yang selanjutnya para mahasiswa akan disebutkan secara
anonim).
Beberapa mahasiswa, berpendapat bahwa paslon 01 alias Anies-Imin (AMIN) pantas untuk menjadi pemimpin negeri ini. Salah satu mahasiswa Polteknik AKA Bogor berpendapat bahwa AMIN lebih cocok menjadi presiden. ” Karena dari semua debat jawaban yang menurutku sejalan sama apa yang aku ingin ya di paslon 1,” ucap D. Tak hanya itu, ” Karena aku lihat di Jakarta tuh fasilitas transportasinya udah bagus dan terintegrasi, dan semoga bisa diterapin di seluruh Indonesia. Ditambah membuka space untuk beropini lewat Desak Anies. Pastinya tiap paslon (memiliki) plus minusnya masing-masing, apalagi ada film Dirty Vote yang membuka mata orang tentang pemilu kali ini,” tambah J.
Tak hanya paslon 01, paslon 02 pun dianggap mumpuni untuk menjadi Presiden RI ini bagi beberapa mahasiswa. “Saya lebih memilih paslon 2 karena saya sudah puas dengan kinerja pak Jokowi sebagai presiden, dan paslon 2 ingin melanjutkan kinerja tersebut.” Ujar R. Tak hanya R, mahasiswa lain pun beranggapan paslon 02 layak menjadi presiden, “Karena menurut pandangan saya paslon 2 memiliki kepribadian yang tegas, berani, serta berwibawa. Dan saya yakin bahwa paslon 2 akan membawa negara indonesia semakin maju bukan sekedar hanya sebatas memberi janji manis kepada rakyat Indonesia,” tambah F.
Tak mau kalah, beberapa mahasiswa lainnya pun turut memberikan pandangannya terhadap 03. “Menurut saya visi misi dari paslon 03 adalah yang paling make sense. Saya paling suka dengan program kerja mereka yang 1 keluarga 1 sarjana. Karena, jadi sarjana tuh memang privilege yang tidak semua orang bisa merasakan,” ujar Af. N pun turut menambahkan, ” Aku milih 03 karena menurut aku 03 yang unggul program kerjanya, dari beberapa program unggul aku suka program pendidikan gratisnya, menurut aku ini membantu banget buat masyarakat bawah untuk berpendidikan tinggi sehingga dapat meretas angka kemiskinan juga toh, terus juga dapat menciptakan kualitas SDM yang bagus, dengan SDM yang berkualitas ya pastinya buat negara maju dan terpenting terhindar dari manusia-manusia yang tidak memakai akal pikiran sehatnya dalam bertindak seperti pemilu tahun ini,” ujarnya.
Namun, ada pula yang memilih untuk tidak memihak pada paslon manapun. “Menurut saya pantas tidak pantasnya seorang presiden tidak bisa saya putuskan. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saya tidak memihak salah satu dari ketiga palson, karena entah itu visi-misi, program kerja dan lain sebagainya dari ketiga capres tersebut belum tentu akan terlaksana kedepannya jadi saya tidak terlalu berharap dengan itu semua. Dan saya memilih berdasarkan cara mereka menanggapi solusi untuk masalah negara dalam segala bidang, mereka yang tidak diintervensi beberapa pihak, dan lain sebagainya,” ujar L.
Siapapun Presiden yang terpilih nanti, mereka berpendapat bahwa paslon yang terpilih dapat menepati janji, tidak antikritik, dan mengingat amanah yang diembannya. “Semoga amanah, bertanggungjawab, mampu membawa indonesia menjadi negara yang lebih maju untuk kedepannya,” Ujar A. “Siapapun yang akan terpilih nantinya saya berharap semoga bisa melaksanakan janji-janji saat kampanyenya secara nyata, membuat program-program yang bisa membantu dan memudahkan rakyat,” tandas T. (AA/FNF)