JURNALIKA

Jurnalistik Politeknik AKA Bogor

Cara Mengetahui Kebutuhan Modal Kerja dengan Tepat


wawasanpendidikan.com

Jurnalikanews – Modal kerja merupakan modal yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatan operasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan dapat meminimalisirkan hambatan yang mungkin terjadi dalam bidang financial. Namun, adanya modal kerja yang berlebihan menunjukan adanya dana yang tidak produktif, sehingga akan menimbulkan kerugian karena adanya peluang untuk memperoleh laba telah disia-siakan dan adanya modal kerja yang kurang akan menghambat kegiatan operasi perusahaan, sehingga perusahaan tidak mencapai target produksi dan penjualan yang telah ditetapkan.

Modal kerja perusahaan terdiri dari aset lancar dikurangi kewajiban lancar. Yang termasuk aset lancar biasanya terdiri dari kas, investasi jangka pendek, piutang dagang, dan persediaan. Sedangkan kewajiban lancar biasanya terdiri dari pinjaman jangka pendek, utang usaha, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo, serta utang lain-lain.

Penggunaan modal kerja biasa ditujukan untuk hal-hal berikut.

  • Pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi lainnya yang digunakan untuk menunjang penjualan.
  • Pengeluaran untuk membeli bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi atau barang dagangan untuk dijual kembali.
  • Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga pada saat perusahaan menjual surat-surat berharga, namun mengalami kerugian. Hal ini akan mengurangi modal kerja dan harus segera ditutupi.

Perlu dipastikan bahwa jumlah modal kerja harus cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran operasional perusahaan sehari-hari, agar perusahaan dapat beroperasi secara efisien dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Modal kerja sangat dipengaruhi oleh jenis usaha yang dijalankan perusahaan. Misal: pada umumnya perusahaan bidang industri lebih membutuhkan modal kerja yang relatif besar dibandingkan perusahaan bidang jasa karena proses produksinya membutuhkan investasi bahan baku dan fasilitas produksi untuk menghasilkan output yang siap untuk dijual. Adapun perusahaan jasa hanya membutuhkan modal kerja relatif kecil berupa investasi yang diperlukan dalam persediaan bahan pendukung dan investasi dalam piutang.

Agar dapat menentukan kebutuhan modal kerja yang tepat, kita perlu memahami siklus operasi usaha kita. Pada dasarnya siklus operasi ini terkait dengan jadwal dan durasi produksi, jumlah produksi dan biaya yang dibutuhkan per periode produksi. Dengan memahami siklus operasi ini, kita dapat menentukan kebutuhan modal kerja melalui analisis siklus kewajiban, siklus produksi dan siklus piutang.

  • Siklus Kewajiban

Kewajiban mengacu pada seluruh pengeluaran yang tetap harus dikeluarkan berapapun jumlah produksi kita dan berapapun jumlah barang yang terjual.Agar kita mengetahui jumlah modal kerja yang harus kita sediakan untuk memenuhi seluruh kewajiban, kita perlu mengetahui saat jatuh tempo dan besarnya dana untuk setiap kewajiban, yang antara lain mencakup biaya tenaga kerja, biaya sewa kantor/toko, pembayaran listrik, air,telepon, serta pembayaran tagihan kredit dan cicilan lainnya.

  • Siklus Produksi.

Siklus produksi ini mengacu pada seluruh kegiatan yang mendukung produksi, dimulai dari membeli bahan baku dan persediaan lain, memproses pembuatan barang/jasa sampai siap dikirimkan ke tangan konsumen.

Karena untuk dapat menyediakan bahan baku dan persediaan lain sesuai yang dibutuhkan kita memerlukan sejumlah dana untuk belanja dan produksi, maka kita harus menyediakan modal kerja untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Di sisi lain, setelah menghasilkan sejumlah barang/jasa, kita dapat melakukan estimasi tentang waktu dan besaran penjualan yang akan menjadi sumber pemasukan kita. Yang perlu menjadi perhatian kita adalah harus ada keseimbangan antara kebutuhan dana untuk modal kerja dan ketersediaan dana dari pemasukan yang siap menjadi modal kerja.

  • Siklus Piutang

Penjualan tak selamanya menjadi pemasukan secara langsung, karena beberapa perusahaan menerapkan penjualan dengan sistem piutang atau pembayaran dengan termin untuk konsumen mereka. Bila kita menyediakan pembayaran dengan piutang atau melalui termin pembayaran, maka kita harus melakukan estimasi penjadwalan kapan pembayaran kita terima, besarnya pembayaran dan estimasi keterlambatan.

Dengan memadukan antara seluruh kewajiban dan berbagai pengeluaran serta jadwal masing-masing, danpemasukan perusahaan yang berasal dari berbagai sistem pembayaran sesuai jadwal masing-masing, maka kita akan mendapatkan cukup informasi untuk menghitung kebutuhan modal kerja secara tepat. (SEA)