JURNALIKA

Jurnalistik Politeknik AKA Bogor

Jurnalikanews- Vaksin untuk menangkal virus corona menjadi harapan bagi setiap negara yang terpapar virus mematikan ini. COVID-19 masih melanda di hampir seluruh negara di dunia, termasuk di Indonesia. Di Indonesia, laporan kasus infeksi virus corona masih tergolong tinggi, dengan tingginya angka infeksi tersebut, kehadiran vaksin disebut menjadi salah satu faktor penting dalam menghentikan laju virus corona.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang pengadaan dan pelaksanaan vaksin Covid-19. Dalam Perpres tersebut, pemerintah menunjuk PT Bio Farma untuk melakukan pengadaan vaksin virus corona. Selaku induk holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor farmasi, PT Bio Farma dapat bekerjasama dengan badan usaha atau lembaga, baik dalam maupun luar negeri untuk pengadaan vaksin ini.

Sampai saat ini Pemerintah melalui PT Bio Farma mengungkapkan Ada tiga perusahaan vaksin Covid-19 dari luar negeri yang diajak bekerja sama, yakni Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac. Dan saat ini beredar bocoran-bocoran mengenai perkiraan harga yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan vaksin-vaksin tersebut.

  1. Sinovac

Perusahaan bioteknologi asal China, Sinovac, mengembangkan vaksin Corona dengan metode inaktivasi. Inaktivasi adalah metode pembuatan vaksin dengan menggunakan versi tidak aktif dari jenis virus atau bakteri penyebab penyakit tertentu.

Vaksin Corona Sinovac mulai melakukan uji klinis fase III di Indonesia pada 11 Agustus lalu, di Bandung, Jawa Barat. Pelaksanaan uji klinis fase III kandidat vaksin COVID-19 dari China terus dikebut oleh peneliti dari Universitas Padjadjaran dan Biofarma

Harga perkiraan vaksin Corona Sinovac:

– Rp 148 ribu hingga Rp 296 ribu.

2. Sinopharm

Vaksin Sinopharm ini memanfaatkan virus Corona yang sudah dilemahkan atau sering disebut dengan inactivated vaccine. Kandidat vaksin ini diklaim menjadi yang pertama di dunia yang menunjukkan imunogenisitas dan keamanan yang sangat bagus.

Ketua China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), Liu Jingzhen, mengatakan kandidat vaksin ini telah melewati uji klinis fase I dan fase II pada 12 April 2020 lalu. Berdasarkan dua fase uji klinis yang dilakukan, vaksin ini tidak menunjukkan adanya dampak yang buruk pada manusia.

Harga perkiraan vaksin Corona Sinopharm:

– Rp 2.1 juta per dua kali suntik

3. CanSino

CanSino Biologics .Inc merupakan perusahaan biofarmasi spesialis vaksin di China, mengembangkan kandidat vaksin Corona bernama Ad5-nCoV bersama tim yang dipimpin pakar penyakit menular dari militer China, Chen Wei.

Vaksin Ad5-nCoV merupakan vaksin hasil rekayasa genetika dengan adenovirus tipe 5 replikasi sebagai vektor untuk mengekspresikan protein SARS-CoV-2. Sebelumnya dari hasil studi hewan praklinis, Ad5-nCoV menunjukkan hasil yang bisa menginduksi respons imun yang kuat pada hewan saat uji coba.

Sementara pengembang vaksin hingga saat ini belum mengungkapkan berapa kisaran harga vaksin per dosisnya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Erick Thohir, menyampaikan bahwa harga vaksin Covid-19 tergantung pada penjual.

“Harga itu dinamikanya tinggi, tergantung masing-masing penjual, yang tetapkan bukan saya, tapi penjualnya. Karena itu vaksin merah putih harus kita buat supaya kalau negara lain mau beli vaksin kita tetapkan harganya,” ujar Erick dilansir dari Antara, Sabtu (5/9/2020).

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir memastikan harga vaksin Covid-19 dari Sinovac di Indonesia tidak akan memberatkan. Dia memperkirakan harga vaksin berada dikisaran Rp 200.000 per dosisnya. Hal ini diungkapkan Honesti untuk menanggapi pemberitaan yang menyatakan bahwa Sinovac sudah menandatangani kontrak pengadaan vaksin dengan Brazil yang akan menjualnya dengan harga 1,96 dollar AS per dosis.

Saat ini, uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 masih berjalan di minggu kedua Oktober 2020 ini. Data terakrhir menunjukan sampai dengan tanggal 9 Oktober 2020, 843 relawan yang sudah mendapat penyuntikan kedua, dan 449 relawan dalam tahap pengambilan darah pasca penyuntikan kedua/masuk periode monitoring. Hingga saat ini Uji Klinis tahap 3 berjalan lancar dan belum ada dilaporkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius akibat pemberian suntikan calon vaksin Covid-19.

Sambil menunggu kesiapan vaksin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menegaskan bahwa vaksin terbaik saat ini adalah mematuhi protokol kesehatan.

“Selama belum ada vaksin maupun obat, mematuhi protokol kesehatan adalah vaksin terbaik sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19,” ujar Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo, dikutip dari Kompas.com, Rabu (7/10/2020).

Menurut dia, pemerintah daerah harus terus menyosialisasikan pentingnya penerapan protokol kesehatan di masyarakat. Untuk itu, Doni menilai pemerintah perlu menggandeng tokoh masyarakat untuk proses sosialisasi itu karena mereka akan diterima baik oleh warga. (Tos)

Sumber : Kompas.com